Haven’t written for a long time dan tiba tiba muncul dengan topik ini, mon maap netijen ya. Bismillah, tulisan ini bener-bener di buat dengan niat sharing pengalaman pribadi, without any offensive intent to someone. Semoga Informatif.
Orang selalu bilang
kalau mau belajar sesuatu, belajarlah dari yang berhasil. Sedikit berkebalikan
sih, disini karena saya gagal meraih target lulus tepat waktu, saya bisa
dibilang tahu betul kenapa saya gagal (abis ngetik ini diem sejenak wkwk). Oke
lanjut, tentunya saya tidak ingin orang lain mengalami hal yang sama, so just check this out.
Tugas akhir (alias skripsi alias skripsshit or
whateverlah kalian nyebut makhluk yang satu ini apa) hampir di semua univ di
segala fakultas dan di semua progam studi menjadi a kind of threat, isn’t it? Tetapi sebenernya asal kita tahu
strategi yang harus dilakukan kita nggak perlu merasa be threatened. Jadi beberapa hal soal tugas akhir bisa disimak nih.
1.
First of all, nggak Cuma jodoh ya yang jadi
cerminan diri,tugas akhir kita juga harus jadi cerminan diri kita.
Jadi gini, sebelum memulai penelitian kita harus kenal betul kemampuan diri.
Secara umum jenis penelitian ada dua, kualitatif dan kuantitatif yang juga
sangat bertolak belakang. Kalau kamu orang yang suka sama hal-hal deskriptif,
peka tehadap lingkungan dan fenonema sosial, berintuisi tajam, dan nggak begitu
ahli mengelola angka-angka sebaiknya sih ambil penelitian kualitatif.
Sebaliknya, kalau kamu ahli dalam interpretasi data, detail dalam perhitungan,
nggak mau ribet, teliti, dan mobile
friendly dalam mengoprasikan aplikasi analisis data, you are the one who will enjoy quantitative research ! jika tugas akhir kita memang cerminan
kemampuan diri maka kemungkinan untuk enjoy dan mencintai nya juga besar,
kalau sudah cinta kan apapun dilakukansih ea.
2. Komitmen.
Jangan main-main, tugas akhir bukan Cuma soal kewajiban atau syarat agar lulus kuliah, its wider ya, ini soal “k o m i t m e n”. Komitmen kita terutama kepada kedua orang tua dan keluarga terlepas studi kita dibiayai orang tua atau beasiswa, juga komitmen kepada orang-orang terdekat lainnya misalnya sahabat, pacar, calon pacar, gebetan, dan calon gebetan. Jadi semakin sering menunda tugas akhirmu, semakin banyak kecewa-kecewa yang kamu tumbuhkan.
Jangan main-main, tugas akhir bukan Cuma soal kewajiban atau syarat agar lulus kuliah, its wider ya, ini soal “k o m i t m e n”. Komitmen kita terutama kepada kedua orang tua dan keluarga terlepas studi kita dibiayai orang tua atau beasiswa, juga komitmen kepada orang-orang terdekat lainnya misalnya sahabat, pacar, calon pacar, gebetan, dan calon gebetan. Jadi semakin sering menunda tugas akhirmu, semakin banyak kecewa-kecewa yang kamu tumbuhkan.
3.
Tetapkan
timeline.
Rencanakan timeline
tugas akhir sedetail mungkin dan serealistis mungkin agar juga tak membebani
diri. Pastikan target-targetmu tercatat jelas, kapan harus seminar proposal,
seminar hasil hingga sidang dan bikin semacam reward and punishment kalau
berhasil dan gagal, jadi ada semacam kontrol nyata dari diri sendiri, tentunya
juga harus disiplin ya.
4. Persiapkan mental
Mental kita harus
setegar baja selama berstatus mahasiswa tugas akhir, karena akan banyak hal
diluar dugaan terjadi misalnya sudah menyusun proposal penelitian dengan mati-matian
tapi ditolak dosen, setelah seminar proposal ternyata objek penelitian bermasalah sehingga kamu harus ganti
topik, dosen terkait tiba-tiba tugas ke luar kota bahkan luar negeri untuk
waktu yang cukup lama, atau setelah olah data hasil analisis tidak sesuai
hipothesis dll masih banyak sekali kepahitan yang mungkin dialami, bukan
berniat mengancam atau menakut-nakuti, but
its real ya, jadi harus siapkan antisipasinya.
5.
Sharing
and Caring
Tugas akhirmu memang kewajibanmu, tetapi dalam prosesnya alangkah baiknya libatkan banyak pihak. Sering sharing dan diskusi akan sangat membantu. Percayalah, jangan ansos. Karena kalau hanya dikerjakan oleh satu kepala, hasilnya pasti nihil, tugas akhir akan menunjukkan kita bahwa kita memang makhluk sosial sejati. Jika perlu bentuk kelompok belajar kecil, saling check and control tugas akhir masing-masing dan menyemangati. Sebaliknya, kita juga jangan jadi pribadi yang cuek kalau ada yang butuh bantuan, sebisa mungkin saling menolong, nggak akan rugi apa-apa.
Tugas akhirmu memang kewajibanmu, tetapi dalam prosesnya alangkah baiknya libatkan banyak pihak. Sering sharing dan diskusi akan sangat membantu. Percayalah, jangan ansos. Karena kalau hanya dikerjakan oleh satu kepala, hasilnya pasti nihil, tugas akhir akan menunjukkan kita bahwa kita memang makhluk sosial sejati. Jika perlu bentuk kelompok belajar kecil, saling check and control tugas akhir masing-masing dan menyemangati. Sebaliknya, kita juga jangan jadi pribadi yang cuek kalau ada yang butuh bantuan, sebisa mungkin saling menolong, nggak akan rugi apa-apa.
6. Refresh Boleh Escape Jangan
Jenuh pasti mutlak
terjadi selama proses pengerjaan tugas akhir, gila aja kalo gak pernah jenuh
wkwk. Kadang memang perlu diem sejenak, menghibur diri g ada masalah sih. Asal jangan escape atau meninggalkan tugas
akhirmu, karena sekali kamu ninggalin, di jamin balik ngerjainnya bakal butuh
effort mati-matian kuadrat. Jadi
jangan dicoba.
7. Perbanyak doa
Libatkan Tuhan dalam
segala hal yang kita hadapi dalam hidup, termasuk dalam nykripsi. Jangan putus
untuk berdoa ya, karena hasilnya akan sangat ajaib percayalah. Keberkahan waktu
dalam proses tugas akhir bisa kita dapatkan, akan ada nikmat dan kekuatan
tersendiri kalau kita sering meminta pada-Nya.
Last
but not least ya, persepsi kita soal tugas akhir
harus dirubah. Pahami betul bahwa tugas akhir itu “rejeki” dimana setiap orang
pasti beda-beda kondisinya. Be
considerate. Jaga hati, jangan iri apalagi cemburu dengan tugas akhir teman
kita yang seolah lebih mudah. Kalau aku secara pribadi yakin bahwa Tuhan
memperlakukan hamba-Nya sangat adil
sesuai porsinya, semua pasti memiliki kemudahan dan kesulitan
masing-masing. Cukup sekian, tulisan ini perlu segera diakhiri aga tak menyita
waktu teman teman nggarap skripsinya :p
💙
ReplyDeletesemangat dek
DeleteKurang sarannya..
ReplyDelete"Mohon bersabar jika menerima revisi" ini ujian..
wkwk ketauan sering direvisi susah acc
DeleteSiap-siap bentar lagi wisuda...
ReplyDeleteAamiin wkwk semoga :')
ReplyDeletetips no. 3 "reward dan punisment" sepertinya harus ku terapkan. Tulisan yang sangat menarik kakak julita. :D
ReplyDeletebahaha. sudah sampek mana ted nykripsinya ? mangatsss
Delete