sumber : www.burpple.com
Kali
ini bekal yang dibawakan Ibu tidak biasa, nampak sayur tumis yang belum pernah
kulihat menemani nasi dan ayam goreng.
Aku pandangi sayur itu. Warnanya hijau tua, daunnya keriting, ujung
daunnya menggulung. Karena rasa lapar yang tak tertahankan, aku lahap nasi
dan sayur asing itu. Masih hangat dalam ingatan, betapa nikmatnya sayur itu
hingga membuatku jatuh cinta pada gigitan pertama.
“Oh,
Si Keriting itu Namanya Pakis Sayur !”
Pulang dari sekolah aku interogasi
Ibu mengenai sayur keriting yang aku temui di kotak makan. Ibu dengan lemah
lembut menjelaskan Si Keriting itu
dikenal dengan nama Pakis Sayur. Sayur yang juga merupakan kesukaan Ibu sejak kecil, nenek dulu bahkan mencari
sendiri sayur tersebut di hutan dekat rumahnya yang berada di desa.
Sejak
hari itu, sayur tumis pakis seringkali hadir menghiasi meja makan, menjadi
penghibur hari-hari yang melelahkan bagiku sekeluarga.
Pakis
Sayur : Makanan dari Hutan
Tak puas dengan informasi dari Ibu,
aku mencari tahu lebih dalam mengenai sosok yang telah membuatku jatuh cinta
pada gigitan pertama. Usut punya usut, si keriting yang sedap dan nikmat itu
adalah salah satu makanan dari hutan. Menurut
Wikipedia, Paku atau Pakis Sayur, merupakan
sejenis tumbuhan paku atau pakis, yang biasa dimakan ental mudanya sebagai
sayuran oleh penduduk Asia Tenggara dan kepulauan di Samudera Pasifik.
Dilansir dari Makalah Etnobotani “Tumbuhan Liar sebagai Sayuran”, dari Jurusan Biologi FMIPA Universitas Halu Oleo Kendari (2015), Pakis Sayur adalah sayuran lokal yang
tidak dibudidayakan secara khusus, dan merupakan tumbuhan sayuran hutan yang
bersifat endemik, yang tumbuh liar tanpa campur tangan manusia. Pakis Sayur dapat tumbuh dengan baik di sungai-sungai
dengan kondisi lembab dan tidak tercemar. Nah taksonomi Pakis Sayur secara
ilmiah bisa dilihat pada gambar di bawah ini.
Pakis Sayur ternyata juga dikenal
masyarakat internasional dengan nama yang beragam. Pakis Sayur memiliki nama ilmiah Diplazium esculentum. Dikutip dari stuartxchange.org, Pakis Sayur memiliki nama lokal berbeda di setiap negara.
Misalnya Dhenkir Shaak (Bengali), Guo Gou Cai Jue (China), Fougere a Legume (Prancis), Ho'i'o (Hawai), Kothira (India),
Kuware-Shida (Jepang), Phak Kuut Khaao (Thailand). Di Filipina,
tumbuhan ini disebut Paku-Pako-Paco,
dan Malaysia biasa disebut Pucuk Paku. Sangat beragam ya ?
Bagi teman-teman yang pernah
merasakan kelezatan hidangan olahan dari Pakis Sayur pasti akan sependapat bahwa cita rasa Pakis
Sayur sangat luar biasa. Apalagi jika
disantap selagi hangat dan ditambah sambal (waduh jadi ngiler sendiri
ini). Eits, tak hanya karena rasanya,
Pakis Sayur memiliki segudang alasan
untuk dicintai sebagai menu wajib di meja makan.
Lima
Alasan Kenapa Harus Mencintai Pakis Sayur
![]() |
sumber : Pixabay |
1.
Cita
Rasa Sempurna
Kalau alasan yang satu ini semua
orang juga sudah tahu. Pakis Sayur ditambah bumbu yang tepat, maka terciptalah
hidangan luar biasa yang merupakan pangan
dari hutan. Teksturnya yang lembut dan sedikit kenyal, dan rasanya yang
sedap di tiap gigitan pasti akan membuat siapa saja langsung jatuh cinta,
dijamin.
Bagi
Anda yang belum menyantap Pakis Sayur, jangan sampai menyesal, segera pergi ke
rumah makan terdekat yang menyajikan olahan Pakis Sayur
2.
Si
Keriting yang Kaya Antioksidan
Pakis Sayur kaya akan antioksidan,
seperti vitamin A dan vitamin C. Jadi, menyantap Pakis Sayur tidak hanya menggoyang lidah namun juga
meningkatkan kekebalan tubuh sehingga tubuh kita terlindungi dari infeksi. Antioksidan
tersebut juga membantu melindungi tubuh dari kerusakan yang disebabkan oleh
radikal bebas, seperti kanker dan penuaan dini.
So,bagi Anda yang hidup di kota besar tak ada salahnya untuk menambahkan Pakis
Sayur ke menu diet harian.
3.
Menjaga
Kesehatan Kardiovaskuler
Pakis Sayur tak boleh dianggap
remeh, ternyata kandungan gizi dan nutrisinya tak main-main. Tumbuhan pakis
terbukti memiliki unsur niasin dan kalium, sehingga mengkonsumsinya secara
teratur dapat melindungi jantung dan menurunkan jumlah kolesterol dalam tubuh.
Wah sepertinya, bagi pencinta gorengan sangat dianjurkan mengkonsumsi Pakis
Sayur untuk menjaga kolesterol dalam
tubuh tetap aman.
Selain itu, Pakis Sayur juga baik untuk menurunkan tekanan darah dan
menurunkan peluang stroke, serangan jantung, dan penyakit kardiovaskuler
lainnya, asal dikonsumsi secara teratur.
4.
Menjaga
Indra Penglihatan
Jika ditanya sayuran yang baik
untuk kesehatan mata pasti semua akan kompak menjawab wortel. Namun, siapa
sangka bahwa ternyata Pakis Sayur juga kaya akan kandungan Vitamin A yang dapat
membantu melindungi penglihatan dan bahkan meningkatkan kesehatan mata kita.
Yuk
Sayangi Mata dengan Makan Pakis Sayur secara teratur !
5.
Pakis
Sayur, Kekayaan Kuliner Nusantara
Dunia mengenal negara kita sebagai
negara yang memiliki kekayan kuliner yang luar biasa. Rasanya tak berlebihan
jika Pakis Sayur dikatakan sebagai salah satu kekayaan kuliner nusantara. Hal
ini didukung dengan keberadaan Pakis Sayur yang cukup menonjol pemanfaatannya di beberapa
daerah.
Masyarakat Minangkabau, misalnya,
mengenal gulai pakis yang gurih dan rendang yang sangat lezat. Begitu juga di daerah
Pasaman, rendang pakis menjadi menu wajib dalam setiap perhelatan.
Di dalam tradisi kuliner Pontianak,
pakis dimanfaatkan dalam bentuk tumisan, biasa dicampur dengan ebi atau udang.
Di Kalimantan Tengah, dikenal dengan nama kelakai, dibuat aneka sayur atau
bahkan keripik kelakai. Di Bali, Pakis Sayur kerap diolah sebagai urap yang dinamakan jukut
urab.
Bagaimana
masih ragu dengan posisi Pakis Sayur sebagai
kekayaan nusantara ?
Inspirasi
Aneka Olahan Pakis Sayur
Rasanya tulisan ini kurang afdol
jika tidak disertai inspirasi aneka olahan pakis untuk Anda di rumah. Agar
dapat menyajikan nutrisi terbaik dengan cita rasa menggoda bagi keluarga
tercinta. Tidak perlu khawatir, karena pakis tidak hanya sebatas disajikan
dalam menu tumis. Ada banyak sekali ide kreatif olahan pakis, mulai dari
krengsengan pakis sapi, lodeh pakis yang dapat ditambah dengan teri, sambel
goreng pakis bagi yang memiliki selera pedas, hingga gulai pakis. Resep
lengkapnya dalam dilihat disini nih.
Bagaimana
sudah siap berkreasi dengan Pakis Sayur di dapur ?
Menjaga
Hutan, Menjaga Pakis di Meja Makan
Paduan kenikmatan dan manfaat
herbal merupakan alasan kuat mencintai Pakis Sayur. Rasanya tak sampai hati
jika membayangkan Pakis Sayur harus lenyap dari meja makan. Syarat tumbuh pakis
menjadikannya dapat tumbuh dengan baik di wilayah lembab di hutan seperti di sekitar
sungai, sehingga untuk pecinta pakis sepertiku cara satu-satunya agar tetap
bisa menikmati sayur ini, adalah menjaga
hutan.
Hutan tak hanya soal pakis yang
merupakan sumber karbohidrat komplek dan minyak dasar, sejarah jadi saksi bahwa
hutan sumber pangan bagi kita.
Sayangnya, sejalan dengan
deforestasi dan perkebunan, membuat pangan
dari hutan seperti di atas tidak lagi tersedia secara melimpah seperti
dulu.
Deforestasi
itu Nyata, Hutan Kita Terancam
Dikutip dari Buletin Bumi, Media Komunikasi Sahabat Walhi Edisi Januari-Juni 2017, sebagai negara pemilik hutan
tropis, deforestasi terus terjadi di Indonesia. Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan mencatat angka deforestasi di, tahun 2006-2009 sebesar 0,83 juta
ha/tahun, tahun 2009-2011 sebesar 0,45 juta ha/tahun dan tahun 2011-2012
sebesar 0,61 juta ha/tahun. Angka deforestasi pada periode penghitungan terakhir
yaitu tahun 2012-2013 diperoleh nilai sebesar 0,73 juta ha/tahun.
Tanpa
Hutan, Kita Kehilangan Segalanya
Tahun 2050 mendatang, para ahli
mengestimasi bumi akan dihuni sembilan
miliar orang tentunya hal ini akan berimplikasi pada kebutuhan pangan
global 2050 yang meningkat tajam. Sehingga pemenuhan sumber pangan tak mungkin hanya
mengandalkan produksi pertanian. Hutan
menjadi sebuah harapan untuk membantu memenuhi kebutuhan pangan global di masa
depan.
“Hutan menyediakan pangan secara langsung seperti buah-buahan liar yang
dapat dikonsumsi, tumbuhan liar yang dapat dimanfaatkan sebagai sayur. Hutan
menjadi rumah bagi penyerbuk yang membantu banyak tanaman pertanian
bereproduksi. Hutan membantu menjernihkan air, menyokong ternak gembala,
menyediakan tanaman obat, dan kesehatan alami serta menyuplai kayu sebagai
sumber bahan bakar sepertiga populasi dunia.”
Bisa dibayangkan tanpa hutan kita
akan kehilangan segalanya, utamanya dalam hal pemenuhan pangan.
Peduli
Hutan bersama Walhi dan Blogger Perempuan
Walhi
atau Wahana Lingkungan Hidup Indonesia
adalah organisasi non profit yang bergerak dalam perbaikan lingkungan hidup
Indonesia sejak tahun 90-an. Kampanye melawan kejahatan lingkungan di sektor
kehutanan yang digerakkan walhi perlu dukungan masyarakat luas agar optimal.
Kita dapat berkontribusi dari
berbagai sisi, misalnya berpersan serta dan turut menggaungkan kampanye kreatif
di ruang publik, festival wilayah kelola rakyat, pendidikan lingkungan hidup
untuk generasi muda bahkan yang paling sederhana yaitu turut berdonasi melalui Walhi.
Mari
saling bergandengan tangan menyelamatkan hutan Indonesia,
Berikan
dukunganmu sekarang juga.
Bagi Anda yang memiliki cerita menarik
mengenai makanan favorit yang bahan bahan bakunya berasal dari hutan, buruan
share tulisanmu dalam “Forest Cuisine Blog Competition” dengan tema Hutan
adalah Sumber Pangan.
Event keren ini merupakan
kolaborasi Walhi dan Blogger Perempuan.
Informasi lebih lanjut langsung
saja kunjungi website Blogger Perempuan
#PulihkanIndonesia
#RimbaTerakhir
#WALHIXBPN
#HutanSumberPangan
#BlogCompetitionSeries
#PulihkanIndonesia
#RimbaTerakhir
#WALHIXBPN
#HutanSumberPangan
#BlogCompetitionSeries
Suka banget lontong sayur Padang dengan pakis ini
ReplyDeletesayur ini ngangenin banget sih, jadi inget rumah
ReplyDeletePengen makn sayur ini di bogor tapi dapat dmna ya? Enk bgt nih klau ditumis.
ReplyDeleteKalau ngomongin sayur ini jadi kangen rumah
ReplyDeleteNice artikel kak terima kasih sudah sharing
ReplyDeleteTerima kasih untuk komentarnya, memang sayur ini bener-bener ngangenin dan mengingatkan momen di rumah atau kampung halaman ya.
ReplyDeleteArtikelmu keren julll . . Lanjutkan . . Kok ga dari dulu dulu aja . . Hahah
ReplyDelete