Senin Malam tepatnya pada 24 Februari
lalu smartphone menunjukkan sebuah notifikasi email. Wah ternyata isinya sebuah
undangan untuk mengikuti Forest Cuisine
Blogger Gathering yang merupakan event kolaborasi Walhi bersama dengan
Blogger Perempuan. Tanpa pikir panjang Aku langsung mengkonfirmasi kehadiran,
siapa sih yang dengan bodohnya melewatkan kesempatan emas untuk berkumpul
bersama 30 Finalis Blogger Competition,
tentunya Aku harus turut serta.
![]() |
Forest Cuisine Blogger Gathering Invitation |
Suasana Hangat Sejak Awal Acara
Saat yang dinanti tiba, bertempat di
Almond Zucchini (29/02/20) Aku datang tepat waktu disertai semangat yang dibungkus rasa
penasaran akan seperti apa acara berlangsung. Memasuki venue, Aku dan
teman-teman Blogger lainnya disambut hangat dengan berbagai informasi menarik
seputar WALHI dan pameran produk Walhi yang cukup mencuri perhatian. Beragam
produk yang merupakan pangan dari hutan dihadirkan dengan packaging menarik dan
modern. Jujur saja Aku terpana saat itu, image produk hutan yang tradisional
dan kurang eye catching di dalam
pikiran seketika sirna. Kerjasama Walhi dengan komunitas daerah berhasil
menciptakan produk olahan dari hutan yang menarik tanpa mengikis manfaat herbal
di dalamnya.
“Mulai
dari Sirup Pala, Garam Herbal dengan beraneka varian, Madu Hutan, Minyak
Cengkeh dan masih banyak lagi. Semuanya ditampilkan dalam bentuk produk yang modern
dengan kemasan menarik. Tentunya semua produk yang merupakan pangan dari hutan
tersebut kaya akan manfaat. Manfaat Herbal bagi kita yang mengkonsumsi, dan manfaat
ekonomi untuk turut andil membantu komunitas di daerah tetap dapat hidup secara
berkelanjutan ”
Dipandu Teh Ocha, Kita “ber-ha-ho-hi” ria
Acara dimulai sekitar pukul 10 siang,
biasanya pagi hari saat akhir pekan badan seolah tak berenergi alias mager tapi
tidak untuk hari itu. Acara dipandu oleh MC kesayangan, Teh Ocha atau Kak
Fransiska Soraya. Kami satu ruangan di ajak “ber-ha-ho-hi” sekaligus mengenal
berbagai pangan yang berasal dari hutan. Sungguh beruntung karena tiga orang yang
dapat menjawab pertanyaan tentang hutan berhak membawa merchandise dari Walhi.
Setelah pembagian hadiah antusiasme peserta meningkat tajam, termasuk Aku
hehehe.
Keadaan menjadi cukup emosional saat
Walhi dan Blogger Perempuan mengajak para peserta untuk menyaksikan sebuah film
dokumenter tentang lingkungan. Film tersebut secara representatif menggambarkan
kerusakan lingkungan bumi akibat ulah manusia. Miris sekali menyaksikan
fakta bahwa bumi, sebagai tempat tinggal kita satu-satunya terancam. Adakah tempat tinggal lain selain bumi yang dapat kita tinggali ?
“Mata
seolah dibuka, hati diajak untuk jujur, dan pikiran dibuat sadar bahwa tak ada
alasan lagi untuk menunda peduli akan kondisi lingkungan, salah satunya hutan, hutan Indonesia. Karena
kalau bukan kita yang menjaga, siapa lagi yang peduli ?”
Talk
Session with Walhi and Walhi Champion : Sharing
is Caring
Kami tidak dibiarkan berlama-lama
gelisah memikirkan nasib hutan yang terancam. Talk Session with Walhi Executive and Walhi Champion menjadi sebuah
harapan untuk berbagi cerita tentang menjaga hutan bersama-sama. Hadir diantara
kami Empat Srikandi hebat nusantara yang telah melakukan aksi nyata menjaga
kelestarian hutan sebagai narasumber. Ada Mbak Alin atau Khalisa Khalid selaku Perwakilan Eksekutif Nasional Walhi , Walhi Champion
yaitu Ibu Tresna Usman Kamaluddin dan Ibu Sri Hartati serta seorang Influencer, Kak Windy Iswandi dari
@foodirectory.
“Kita
sebagai perempuan punya power untuk mempertahankan kelestarian hutan. Kita
perlu aktif menyuarakan kepedulian tentang hutan. Kita perlu berbagi strategi
menjaga hutan dari hal-hal sederhana yang dapat dilakukan. Sharing is Caring,
Dear”
Hutan
Kaya akan Keberagaman bukan Monokultur
Mbak Alin membuka sesi diskusi dengan
semangat yang berapi-api. Tidak bisa dibohongi bahwa sorot mata beliau
menunjukkan rasa cintanya pada hutan. Mbak Alin menegaskan kembali definisi
hutan yang secara awam dipahami masyarakat.
“Hutan
tidak sekedar memiliki atribut “hijau”, atau dengan kata lain sebuah lahan monokultur
yang hijau tidak lantas disebut hutan. Hutan adalah rimba dimana keanekaragaman
flora dan faunanya terjaga.”
Mbak Alin juga menambahkan bahwa hutan
yang monokultur kehilangan manfaatnya sebagai apotik alam, sumber pangan,
penjaga ekosistem dan iklim sehingga kita harus menjaga betul keberagaman
hutan. Satu lagi pemahaman baru mengenai hutan yang Aku dapatkan dan membuat
geleng-geleng kepala betapa luar biasanya hutan bagi kehidupan kita.
Kita
yang Bergantung pada Hutan Bukan Sebaliknya
“Kehidupan hutan adalah kehidupan kita. Kita bergantung pada hutan. Hutan is the best healing”
Berangkat dari cucu seorang petani
menjadi motivasi terbesar Ibu Tresna untuk berada di garis terdepan
menyelamatkan hutan bersama masyarakat Sulawesi Tenggara. Beliau banyak
bercerita tentang kearifan masyarakat lokal yang dapat menjadi teladan bagi
kita yang di Kota untuk ikut merasa memiliki hutan. Sayangnya dulu nasib tidak
berpihak pada masyarakat lokal, sebagai pihak yang sangat dekat dengan hutan
masyarakat masih memiliki keterbatasan dalam mengelola hutannya sendiri.
Kegigihan Ibu Tresna dan Masyarakat Kabupaten
Kolaka akhirnya berbuah manis. Dalam
waktu dekat masyarakat memperoleh haknya yang selama ini diperjuangkan. Ibu
Tresna juga memberikan sebuah pesan bahwa hutan tidak pernah bergantung pada
manusia, sebaliknya kitalah yang sepenuhnya bergantung pada hutan.
Air
Mata Tulus Seorang Ibu untuk Hutan
Ada sebuah momen yang sangat emosional
saat Ibu Tati, seorang Walhi Champion asal Sumatera Barat menangis haru
menyaksikan kelalaian manusia dalam merawat hutan sebagai sumber kehidupan. Air
mata Ibu Tati adalah ketulusan seorang Ibu untuk hutan. Kami seruangan ikut
baper dan menangis dalam diam, lagi-lagi diingatkan bahwa kepedulian akan hutan
harus segera dilakukan tanpa tapi.
Ibu Tati bagiku adalah lambang sebuah
ketulusan sekaligus kegigihan. Sepak terjang beliau tidak setengah-setengah
dalam Program Pengelolaan hutan untuk Kesejahteraan Perempuan. Bersama puluhan
wanita lainnya, Ibu Tati berhasil mengembangkan produk sirup dan minuman segar
olahan dari daging buah pala, pangan dari hutan yang telah banyak dikenal
karena manfaatnya.
Kalau
Ibu Tati rela mengerahkan segenap tenaga dan hatinya untuk hutan, bagaimana
dengan kita ?
Menjelajah hutan adalah Pengalaman
Berharga dalam Hidup
Mbak
Windy selaku foodvlogger merasa
sangat beruntung dilibatkan dalam acara ini. Beliau mengungkapkan sampai tidak
bisa berkata-kata penuh haru berada diantara narasumber lainnya. Pengalamannya
dalam berkunjung ke beberapa hutan di Indonesia adalah pengalaman luar biasa
dalam hidup. Hidup tanpa sinyal di hutan punya keasyikan dan manfaat bagi diri.
Katanya berada di hutan membuat kita merefleksikan hidup sejenak tanpa gangguan
sosial media, dan itu sehat sekali.
“Yang paling Aku ingat saat di hutan
yaitu semua makanan yang dimakan oleh masyarakat hutan pasti bisa kita makan.
Bahkan kalau di hutan makanan yang ada di atas tanah itu aman untuk dinikmati.
Misalnya Buah jatuh, Umbi dan sebagainya. Beda sekali dengan keadaan di Kota”
Cooking Demo bersama Chef William
Gozali
Biasanya
hanya ngiler menyaksikan masakan Chef William di You Tube. Namun kali ini,
berkat Walhi dan Blogger Perempuan Aku bisa memasak bersama Chef yang luar
biasa dengan memanfaatkan pangan dari hutan. Ternyata bahan pangan dari hutan
tidak hanya sebatas dapat digunakan untuk kuliner tradisional saja lho.
Buktinya Chef William mengajak kami semua untuk membuat menu pasta vegetarian
yaitu “Fettucini Mushroom Ragout”. Luar biasa sekali.
Kami
dibagi menjadi lima kelompok kecil untuk bekerjasama mereka ulang menu pasta
tersebut sesuai arahan Chef William. Kehebohanpun dimulai, canda tawa, dan
segala “kerempongan” menghiasi dapur. Tapi yang jelas semua yang ada di ruangan
berbahagia saat itu.
Buat
teman-teman yang juga ingin memasak “Fettucini Mushroom Ragout” ala Chef William
tidak perlu gigit jari di rumah, berikut resep lengkapnya boleh disimak dibawah
ini.
Meskipun tidak Menang Kami tetap Happy
Aku
dan tim cukup deg-degan saat Chef
William mencoba pasta buatan kami. Ternyata masakan kami kurang garam, gagal
deh jadi juara. Tapi tidak apa-apa, selebihnya kami sangat menikmati acara
memasak yang bahannya berasal dari hutan. Rasa bahagia bertambah saat Teh Ocha
mengatakan bahwa masing-masing apron boleh dibawa pulang. Sebuah
kenang-kenangan yang akan Aku simpan baik-baik.
Acara Boleh Berakhir, tapi Kepedulian
akan Hutan tak Boleh Usai
Jujur saja sampai sekarang Aku masih
heran bagaimana Walhi dan Blogger Perempuan
dapat menyatukan kami semua melalui
Forest Cuisine Gathering. Kami yang bahkan sebelumnya tidak saling kenal
satu sama lain. Kami yang berasal dari latar belakang dan daerah yang sangat
beragam, bahkan ada teman yang berasal dari Palu. Tapi selama acara berlangsung
seketika padu, seketika menyatu satu sama lain, seolah telah lama mengenal
sehingga acara sangat seru mirip seperti sebuah reuni kawan lama.
Sedih sekali karena waktu harus
memisahkan kami, mau tidak mau acara harus diakhiri. Tapi Aku yakin telah
tumbuh semangat kepedulian akan hutan pada masing-masing peserta acara. Walhi
dan Blogger Perempuan mengajarkan kami bahwa siapapun turut ikut serta menjaga
hutan.
“Kita
yang berada di Kota tetap dapat menjaga hutan dari kejauhan. Salah satu cara
yang dapat dilakukan adalah menjadi konsumen yang cerdas, mampu membedakan mana
kebutuhan dan keinginan. Selain itu membantu ekonomi komunitas, dengan menggunakan
produk yang dihasilkan komunitas lokal di daerah. Terakhir kita juga bisa berdonasi
melalui Walhi untuk kepentingan hutan”
Akhir tulisan, ijinkan saya pribadi
mengucapkan banyak terima kasih kepada Walhi dan Blogger Perempuan atas
kesempatan dan pengalaman berharga yang diberikan. Sungguh momen yang indah sebagai penutup Bulan Februari ini. Tak lupa, seluruh masyarakat
lokal sekitar hutan yang turut berjuang sepenuh hati menjaga hutan Indonesia.
Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa, dan berhak untuk diapresiasi
setingi-tingginya.
“Beragam
Pangan tersedia di Hutan,
Mulai dari Pala Lada hingga Rotan,
Mulai dari Pala Lada hingga Rotan,
Bersama
Walhi dan Blogger Perempuan,
Mari Wujudkan Hutan berkelanjutan.”
Mari Wujudkan Hutan berkelanjutan.”
Salam
Adil dan Lestari !!!
Forest
Cuisine Blogger Gathering merupakan serangkaian acara dari Forest Cuisine
Blogger Competition. Acara keren ini diselengarakan oleh Walhi dan Blogger
Perempuan.
Informasi lebih
lanjut langsung saja kunjungi website BloggerPerempuan atau Walhi.
#PulihkanIndonesia
#RimbaTerakhir
#WALHIXBPN
#HutanSumberPangan
#BlogCompetitionSeries
#PulihkanIndonesia
#RimbaTerakhir
#WALHIXBPN
#HutanSumberPangan
#BlogCompetitionSeries
#PanganDariHutan
#ForestCuisineBloggerGathering
Gambar yang disertakan pada artikel merupakan dokumentasi pribadi, serta bersumber dari Media Blogger Perempuan dan WAG Forest Cuisine Blogger Gathering.
Gambar yang disertakan pada artikel merupakan dokumentasi pribadi, serta bersumber dari Media Blogger Perempuan dan WAG Forest Cuisine Blogger Gathering.
Sangat beruntung, sepertinya acaranya seru abis ya
ReplyDeleteOtw Nyobain resepnya nih
ReplyDeleteWah bisa masak bareng Chef William Mau juga dong hehehe
ReplyDeleteMantap yaa acaranya
ReplyDeleteKeren banget para perempuan pejuang lingkungan ini, salut!
ReplyDeleteHarrah's Cherokee Casino Resort - Georgia
ReplyDeleteHarrah's Cherokee Casino 바카라 총판 Resort - Georgia has a hotel, spa, restaurants, The casino 네온 벳 offers 2100 guest rooms, 텍사스홀덤 and a casino 강원랜드여자앵벌이 with 110 rooms and suites. 배당흐름