Hari Bumi 22 April, Momentum Jaga Lingkungan dan Hutan Indonesia

Dokumentasi Pribadi

Tahun 2021, salah satu resolusi yang Aku ingin lakukan adalah berkontribusi lebih banyak mengkampanyekan isu-isu lingkungan dalam bentuk tulisan. Pucuk dicinta ulampun tiba, tanpa dinyana-nyana sebuah notifikasi email menjadi kabar yang sangat membahagiakan. 

Sebagai Blogger pemula, senang sekali diberi kepercayaan untuk tergabung dalam Eco Blogger Squad, sebuah wadah menyuarakan isu-isu perlindungan hutan, perubahan iklim dan lingkungan hidup melalui platform blog.

Ahh... senang sekali bisa berkenalan dengan sesama teman blogger yang keren-keren dan punya semangat yang sama berliterasi, khususnya dalam kampanye perlindungan hutan dan lingkungan.

14 April 2021 : Gathering Perdana Menyambut Hari Bumi

Host dan Narasumber dalam Eco Blogger Earth Day Gathering 

Pertemuan perdana Eco Blogger Squad dilaksanakan pada 14 April lalu dalam rangka menyambut Hari Bumi. Dipimpin oleh Teh Ocha, Kami belajar dan bersenang-senang bersama dengan sederet pembicara yang memang cukup lama berjibaku dalam isu-isu hutan dan lingkungan. 

Ketiga pembicara tersebut merupakan perwakilan dari Walhi, LTKL dan HII

Teman-teman pasti penasaran, Siapakah mereka ?

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) merupakan sebuah organisasi gerakan lingkungan hidup terbesar di Indonesia. Sejak tahun 1980 hingga saat ini, WALHI secara aktif mendorong upaya-upaya penyelamatan dan pemulihan lingkungan hidup di Indonesia. Tujuannya adalah terwujudnya pengakuan hak atas lingkungan hidup, dilindungi serta dipenuhinya hak asasi manusia sebagai bentuk tanggung jawab Negara atas pemenuhan sumber-sumber kehidupan rakyat. 

Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) adalah forum kolaborasi yang dibentuk dan dikelola oleh pemerintah kabupaten untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan. LTKL dibentuk oleh 8 pemerintah kabupaten pada Juli 2017. Melalui LTKL, arah pembangunan kabupaten didukung untuk mampu menyeimbangkan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan melalui gotong royong seluruh pemangku kepentingan, baik di dalam kabupaten maupun antara kabupaten anggota. 

Hutan Itu Indonesia (HII) merupakan organisasi nirlaba berbadan hukum, dan gerakan terbuka yang saat ini dikelola oleh 20 pengurus. Hutan itu Indonesia (HII) mengusung visi bagaimana hutan menjadi bagian dari identitas bangsa Indonesia yang hidup harmonis. Hutan itu Indonesia (HII) didirikan pada 22 April 2016, dimana berfokus pada kampanye pelestarian hutan tropis ke masyarakat muda perkotaan lewat pesan positif. Hutan itu Indonesia (HII) dibantu oleh 350 lebih sukarelawan dan 400 lebih mitra berbagai bidang kegiatan dalam berbagai program pendekatan kreatif.


For your information, sebelumnya segenap anggota Eco Blogger Squad telah dikirimi hampers menarik yang merupakan produk unggulan yang diproduksi dengan memerhatikan aspek lingkungan. Pertama, Sure.co yaitu Kopi asal Bali dan NTT, dan juga Sago Pancake Mix. Jujur Senang sekali berkenalan dengan dua produk ini, membuktikan bahwa kegiatan peduli lingkungan juga bisa tetap cuan.

Narasumber Pertama : Yuyun Harmono, Manajer Kampanye Keadilan Iklim 

Kami kemudian berkenalan dengan Mas Yuyun Harmono sebagai pembicara pertama yang merupakan perwakilan dari WALHI. MAs Yuyun mengusung topik mengenai “Krisis Iklim dan Transisi Berkeadilan”. 

Beliau menuturkan banyak ilmuwan sudah menjelaskan bahwa Kita sudah memasuki fase krisis iklim. Apa yang Kita lakukan saat ini sangat berpengaruh pada kondisi bumi. Lebih jauh, sebuah studi di Inggris memvisualisasi perubahan suhu bumi, tampak jika suhu sudah mengalami kenaikan yang signifikan.

Pemanasan Global akibat ulah manusia telah mencapai 1o C pada tahun 2017 dibandingkan masa pra industri dan terus meningkat sekitar 0,2o C setiap sepuluh tahun. Jika emisi global terus meningkat dengan kecepatan seperti sekarang pemanasan global akibat ulah manusia akan melewati batas 1,5o C pada sekitar tahun 2040.

Lantas, apa masalahnya jika suhu bumi terus mengalami peningkatan ?

Naiknya suhu hingga 1,5o C akan mengakibatkan pemusnahan yang tidak terutama bagi pulau-pulau kecil dan memperkecil kesempatan untuk melakukan adaptasi. Dampaknya akan semakin buruk pada negara tropis dan subtropis di belahan bumi selatan.

Pada kenaikan suhu 1,5o C ekosistem laut akan mencapai titik kritis dan tidak dapat dipulihkan kembali termasuk hilangnya 70-90% terumbu karang dan berakibat pada naiknya suhu laut dan keasamaan laut yang berdampak langsung pada keselamatan, perkembangan dan pertumbuhan berbagai macam kehidupan laut.

Kemudian dengan lugas, Mas Yuyun menunjukkan Tren Bencana selama periode 2009-2019. Aku kaget bahwa ternyata 6 dari 10 bencana yang terjadi di Indonesia adalah bencana hidrometereologi yang terkait langsung dengan perubahan iklim. Lebih jauh, bahkan bencana hidrometereologi selama 10 tahun terakhir mengalami tren yang terus meningkat.

Prinsip Energi Berkeadilan sebagai upaya Mitigasi Iklim...

Sebagai awam muncul pertanyaan, apakah yang dimaksud dengan prinsip energi berkeadilan. Seolah mengetahui isi hatiku, Mas yuyun kemudian menjelaskan tujuh poin yang termasuk dalam prinsip energi berkeadilan, diantaranya 1) menyediakan akses energi untuk semua sebagai hak dasar manusia, 2) aman terhadap iklim berdasarkan pada teknologi yang tersedia di lokal dan berdampak rendah, 3) di bawah kontrol langsung oleh publik dan diatur untuk kepentingan publik, 4) memastikan hak-hak pekerja sektor energi, 5) memastikan hak free, prior and informed consent  bagi masyarakat yang terkena dampak, 6) berskala kecil dan terdesentralisasi, dan 7) memastikan penggunaan energi yang adil dan seimbang serta meminimalkan limbah energi.

 Transisi berkeadilan berarti tidak ada yang ditinggalkan termasuk buruh dan pekerjaan yang layak

Mas Yuyun kemudian menambahkan jika transisi berkeadilan harus menjamin beberapa hal misalnya, dialog dan konsultasi dengan serikat pekerja di semua tingkatan, assessment yang baik tentang dampak sosial dari transisi, kehilangan pekerjaan akibat dari transisi diminimalkan dan peluang penciptaan pekerjaan dimaksimalkan, pekerja yang terkena dampak didukung dengan pendidikan dan pelatihan, perpindahan pekerjaan ke industri baru tidak terjadi dengan mengorbankan pekerjaan yang layak, hingga pekerja dan komunitas yang terkena dampak menerima kompensasi yang layak dan tepat untuk setiap kehilangan pekerjaan yang terjadi.                                                              

Secara virtual, Kami para Eco Blogger Squad diajak berkunjung ke Dusun Silit yang berlokasi  di Desa Nanga Pari, Kecamatan Sepauk, Kabupaten Sintang Kalimantan Barat. Dusun Silit merupakan Kampung mandiri Energi dan sedang dalam proses pengajuan hutan adat mereka ke pemerintah pusat setelah sebelumnya mengantongi SK pengakuan ke pemerintah daerah. Dengan total wilayah kurang lebih 5600 hektar, dimana praktik pemanfaatan hutan oleh masyarakat adat secara lestari telah termanifestasi di Dusun Silit.

Dusun Silit sudah membuktikan bahwa pemanfaatan hutan secara lestari justru mendorong penyediaan energi secara lokal bagi masyarakat setempat. Ini adalah sebuah semangat yang perlu Kita teladani bersama.

Sebagai penutup, Mas Yuyun kemudian menambahkan, bahwa Kita bisa turut andil dalam aksi perlindungan hutan dari berbagai sisi, misalnya berperan serta dan turut menggaungkan kampanye kreatif di ruang publik, festival wilayah kelola rakyat, pendidikan lingkungan hidup untuk generasi muda bahkan yang paling sederhana yaitu turut berdonasi melalui Walhi.

Pembicara Kedua : Gita Syahrani, Sekretariat LTKL

Kak Gita Syahrani sebagai pembicara kedua langsung memberikan gebrakan dengan menawarkan pola pikir atau cara pandang baru terkait relasi antara alam dan manusia. Dengan mengambil potret sebuah candi di Kamboja yang telah lama tak terjamah tangan manusia, terlihat bahwa pepohonan di sana “seolah” mengambil alih kembali tempat hidupnya.

Kak Gita juga menambahkan hasil penelitian memproyeksikan jika manusia punah, bumi akan tetap baik-baik saja. Maka kesimpulannya perayaan Hari Bumi yang jatuh pada 21 April mendatang adalah sebuah pengingat untuk menyelamatkan manusia, karena sejatinya dengan merawat bumi Kitalah yang diselamatkan.

Dalam rangka menjalankan misi menyelamatkan manusia, Kita perlu memahami bahwa apa yang Kita hadapi saat ini adalah sebagian kecil dampak akibat kerusakan hutan, dan lingkungan hidup. Jika tidak ada perubahan yang signifikan, umat manusia harus siap menghadapi gelombang yang lebih besar dari pandemi, entah itu resesi, perubahan iklim dan kerusakan keanekaragaman hayati. Perlu digarisbawahi, sehebat apapun visi ekonomi yang diusung, tanpa kualitas tanah, air dan udara yang baik semuanya hanya akan sia-sia.

Data menunjukkan selama pandemi, transaksi e-commerce Kita naik hingga mencapai angka Rp. 266,3 Triliun pada tahun 2020. Jangan senang dulu, karena sayang seribu sayang dari angka yang fantastis tersebut, diketahui penetrasi produk lokal pada transaksi digital masih dibawah 20%. Padahal seharusnya ini menjadi momen meningkatkan nilai jual produk lokal terhadap market.

“Konservasi memiliki nilai valuasi ekonomi yang tidak kalah bersaing, konservari tetap bisa cuan adalah sebuah narasi tanding yang seharusnya terus digaungkan saat ini”

Pertanyaan anak muda yang kerap hadir yaitu bagaimana Kita bisa berkontribusi dalam mewujudkan Ekonomi Lestari pada 2024 mendatang ?

Jangan salah, banyak sekali peran yang bisa dijalankan. Kita dapat berkontribusi melalui profesi Kita, misalnya bagi yang berkecimpung di dunia komunikasi silahkan menyuarakan tentang hutan dan lingkungan, bahkan seorang investor juga dapat turut serta dengan berinvestasi pada perusahaan yang memang menjalankan prinsip ekonomi lestari dalam usahanya. Intinya peran kita mencakup profesi, apa yang Kita konsumsi, investasi Kita dan Ingatkan & Bantu negara.

Pembicara Ketiga : Christian Natali, Manajer Hutan itu Indonesia (HII)

Sebagai penutup, pembicara ketiga diisi oleh Kak Kristian Natali sebagai Manajer Hutan itu Indonesia (HII). Di awal Kak Kristian menuturkan Hutan adalah jawaban untuk menghentikan krisis iklim yang sedang Kita hadapi sekarang.

Komitmen Indonesia kepada dunia internaisonal untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca sebesar 29% pada tahun 2030, dimana dari angka 29% tersebut, sektor yang merupakan kontributor utama adalah sektor kehutanan (17,2%).

Memangnya apa sajakah program di sektor kehutanan ?

1.        Penurunan laju deforestasi (di seluruh fungsi hutan, termasuk konservasi).

2.        Penurunan laju degradasi hutan (di seluruh fungsi hutan, termasuk konservasi).

3.        Peningkatan hutan tanaman pada areal bukan kawasan hutan.

4.        Penurunan laju kebakaran hutan dan lahan.

5.        Pengelolaan hutan alam lestari, termasuk restorasi ekosistem.

6.        Peningkatan produktivitas hutan tanaman industri.

7.        Restorasi gambut dan pengelolaan ekosistem gambut.

8.        Rehabilitasi lahan terdegradasi.

9.        Reklamasi lahan bekas tambang.

Berbagai kampanye akan hutan dan lingkungan hidup yang kerap digaungkan oleh Hutan itu Indonesia (HII), LTKL, dan Walhi bukan tanpa alasan. Program kampanye dibutuhkan untuk mencapai adanya Knowledge, Attitude, Interpersonal Communication, Barrier Removal, Threat Reduction. Dimana semua hal tersebut memiliki tujuan akhir, Conservation Result atau adanya perubahan perilaku terhadap lingkungan yang jelas juga merupakan cita-cita Kita bersama.

Kendati hutan memegang beragam peran yang vital bagi kehidupan manusia,berdasarkan beberpa riset dan survey menunjukkan anak muda memiliki hambatan dalam memandang hutan secara utuh. Pertama, Out of sight karena hutan memang terletak nun jauh di mata, jarang Kita melihat hutan. Kedua, Disconnects karena banyak anggapan negatif yang justru lebih banyak diperdengarkan. Ketiga, Filtered Information dimana hutan jarang sekali disentuh misalnya sebagai obrolan tongkrongan anak-anak muda di kedai kopi. 

Materi dari Hutan Itu Indonesia (HII)

Oleh sebab itu, Hutan itu Indonesia (HII) melakukan berbagai aksi untuk mendekatkan hutan dan menumbuhkan cinta terhadap hutan Kita utamanya bagi anak-anak muda Indonesia. Bagaimana Caranya ? melalui kampanye jaga hutan, cerita dari hutan agar hutan tidak hanya bermakna mis tis bagi anak-anak muda, adopsi pohon, menge nalkan produk hutan non kayu, dan yang menarik tentunya traveling atau jalan-jalan ke hutan sebagai daya tarik utama kepada anak muda supaya mencintai hutan.

Konsumsi Hasil Hutan

Selama ini hutan hanya identik dengan produk kayu, padahal berbicara hutan maka berbicara kekayaan dan keberagaman. Banyak sekali produk hutan non kayu yang sudah menjadi andalan Kita misalnya, komoditas pangan yang terdiri dari bahan dan olahan makanan, minuman, minyak-minyakan yang bisa dimakan, dan rempah-rempah. Selain itu juga ada komoditas kerajinan yang terdiri dari bahan olahan hasil hutan yang dibuat untuk aksesoris, maupun digunakan untuk kebutuhan sekunder lainnya. Contohnya gelang dari rotan, tas belanja dari purun, kain tenun, rotan, bambu, serat alam, sutra, alam pewarna alam.

Pun juga ada pengelola jasa lingkungan, dimana merupakan komunitas masyarakat maupun individu di sekitar hutan dengan memerhatikan perlindungan keanekaragaman, kekayaan budaya, dan pelestarian air, udara. Contohnya paket jasa ekowisata, desa wisata di area hutan adat atau hutan desa.

Cerita dari Hutan   

Hutan Indonesia menyimpan banyak cerita, baik dari hutan itu sendiri, air yang mengalir di dalamnya, ragam flora dan fauna, hingga masyarakat sekitar dan budaya dan tradisi yang lahir dari hutan. Hal yang dapat kamu lakukan untuk mendorong perlindungan hutan yang lebih baik adalah dengan bercerita soal hutan lewat berbagai kanal media kreatif yang kamu miliki.

Jalan-jalan ke Hutan  

Siapa sih yang tak suka jalan-jalan, nah aksi nyata yang bisa kamu lakukan adalah jalan-jalan ke hutan dan berwisata dengan cara yang baik dan bertanggung jawab. Terbayang kan serunya  merasakan keajaiban hutan, mencium wangi pohon, merasakan gemercik air, dan bermalam dengan gemerlap kunang-kunang.

Adopsi Pohon

Melalui program adopsi pohon, artinya kamu berdonasi sejumlah uang yang akan dipakai untuk mendukung kegiatan patroli hutan untuk memastikan pohon yang sudah selama lebih dari belasan tahun menjaga stabilitas air dan menghasilkan oksigen terjaga selama paling tidak satu tahun.

Hingga kini diri tak henti-hentinya mengucap syukur karena diberi kesempatan tergabung dalam Eco Blogger Squad. Selain bertemu dengan sesama blogger dari seluruh Indonesia, Aku juga mendapatkan banyak pengetahuan baru seputar hutan, perubahan iklim dan ekonomi lestari. Ilmu yang tak ternilai. 


Terakhir, Aku ingin mengajak teman-teman semua untuk ikut berkontibusi melindungi hutan kita. Hari Bumi pada 22 April ini merupakan momentum yang tepat. Yuk temukan irisan kepentingannya, karena apapun profesinya Kita bisa ambil bagian.

Jika Kita tidak peduli dengan hutan dan lingkungan Indonesia, lantas siapa lagi ?

Kita satu-satunya harapan, Mari bergerak bersama.


No comments