Nikmatnya Soto Ayu, Kuliner Kerakyatan Legendaris Khas Kota Jember

“Asalnya dari mana Mbak, bagaimana ceritanya bisa merantau hingga ke ibu kota ?”
Pertanyaan di atas kerap kali membuka percakapan bersama orang yang baru saya kenal. Sebagai warga asli Jember yang sedang menimba ilmu di Jakarta, Aku sering kesulitan menjelaskan daerah asal kepada orang lain. Sebenarnya diri ini maklum, Jember sebagai kota “menengah” yang tidak tergolong kota besar tapi juga bukan kota yang terpencil memang tidak terdengar familiar bagi sebagian besar warga kota metropolitan.

Awalnya saya mencoba menjelaskan Kota Jember dilihat dari letaknya dengan Kota Surabaya sebagai ibu kota Jawa Timur hingga destinasi wisatanya. Alih-alih menuai pemahaman, yang bertanya justru tambah bingung karena merasa asing dengan penjelasan tersebut. Hingga akhirnya Aku menemukan cara paling efektif untuk menjelaskan kota kelahiran dengan menyebut beberapa artis kenamaan tanah air yang berasal dari Jember.

“Saya dari Jember, salah satu daerah di Provinsi Jawa Timur, itulo kota kelahiran sederet penyanyi papan atas seperti Anang Hermansyah, Tiara Idol dan Dewi Persik”

Mendengar itu, mereka yang bertanya langsung mengangguk paham. Terkadang kejadian-kejadian semacam itu membuat saya sedikit emosional. Sayang sekali, padahal Jember bukan hanya kota yang handal melahirkan selebriti. Banyak sekali keistimewaan dari Kota Jember yang seharusnya bisa dijadikan identitas yang melekat. 

Misalnya, wisata Pantai Papuma yang begitu memesona, Jember Fashion Carnival (JFC) yang sudah mendunia hingga beragam kuliner legendaris kerakyatan yang kaya akan rasa. 

Berbicara kuliner kerakyatan di Kota Jember, rasanya menarik jika kita telisik lebih jauh, karena apapun yang berkaitan dengan perut memang harus dibahas tuntas. Betul begitu ? 

Soto Ayu, Kuliner Kerakyatan Legendaris Kota Jember (Dokpri)

Mana ada orang Indonesia yang tidak mengenal soto ? Kuliner nusantara yang populer dari sudut-sudut desa hingga ke mancanegara. Sebagian besar masyarakat Indonesia sudah pasti menggandrungi kuliner yang satu ini. Soto kerap kali jadi menu hidangan primadona di meja makan. 

Kuliner satu ini dengan piawai mampu memanjakan lidah di berbagai situasi, baik hujan maupun panas, baik malam atau siang. Betul tidak ? 

Kendati begitu merakyat, soto ternyata bukanlah kuliner asli Indonesia. Usut punya usut, sejarah mengungkap soto sebenarnya datang dari negeri tirai bambu. Hal ini dijelaskan oleh Ary Budiyanto dan Intan Kusuma Wardhani (2013) dalam penelitiannya yang bertajuk “Menyantap Soto Melacak Jao To Merekonstruksi (Ulang) Jejak Hibriditas Budaya Kuliner Cina dan Jawa”. 

Peneliti asal Institute for Research and Community Service Petra Christian University tersebut juga menjelaskan istilah “soto” diambil dari salah satu jenis makanan China yang dalam dialek Hokkian disebut “cau do”, “jao to”, atau “chau tu” yang berarti rempah-rempah dan jeroan.

Secara lebih jauh Denys Lombard dalam buku “Nusa Jawa 2, Silang Budaya Jaringan Asia” (1996) mengungkapkan, soto mula-mula dikenal sebagai masakan berkuah dengan potongan daging atau jeroan di pesisir pantai utara Jawa pada abad ke-19 Masehi hingga akhirnya kemudian 'diadopsi' ke seluruh penjuru nusantara.

Uniknya, setiap daerah di Indonesia memiliki kuliner soto dengan ciri khas masing-masing. Di Jawa Barat misalnya, terdapat Soto Mi Bogor, Soto Bandung, Soto Ayam Sunda, dan Soto Sapi Banten. 

Kendati berdekatan, Ibu Kota Jakarta memiliki jenis sotonya sendiri, yaitu Soto Betawi yang khas dengan santan kental dan kerupuk warna-warni. Lain pula dengan Jawa Tengah, di sini kita bisa menemukanSoto Kudus, Soto Purbalingga, Soto Sokaraja, Soto Wonogiri, dan Soto Pekalongan. 

Beberapa daerah di Jawa Timur juga memiliki aneka ragam soto, mulai dari Soto Madura, Soto Lamongan dan Soto Sulung Surabaya. Bagaimana dengan soto di luar Pulau Jawa ? Jangan salah, soto di beberapa daerah luar Pulau Jawa juga tak kalah beragam, seperti Soto Banjar, Soto Padang, Soto Manado, Soto Makassar, hingga Soto Sasak khas Lombok-Nusa Tenggara Barat yang sangat ikonik.

Begitu pula Jember, kota di salah satu sudut Jawa Timur ini memiliki soto khas yang tak kalah menggoda yaitu Soto Ayu. Sebagai masyarakat yang lahir di Jember, lidah saya tidak bisa lepas dari kuliner yang telah melegenda ini. 

Soto Ayu berlokasi di Pasar Tanjung yang merupakan ikon Kota Jember tepatnya di Jalan Samanhudi. Soto khas Jawa Timur ini telah berdiri sejak tahun 1973 dan masih eksis hingga kini. Jangan datang di siang hari jika tidak ingin pulang dengan perut kosong karena kuliner satu ini hanya dapat ditemukan di malam hari dari pukul 18.00 hingga 02.00 dini hari.

Berbeda dengan soto dari daerah lain yang biasanya menggunakan daging sapi, Soto Ayu identik dengan suwiran ayam yang sangat gurih. Seperti soto khas Jawa Timur pada umumnya, Soto Ayu disajikan bersama koya, serbuk kuning kecoklatan dari parutan kelapa yang disangrai dan dihaluskan. Paduan koya dan kuah gurih membuat kelezatan Soto Ayu tiada dua.

Semangkuk Soto Ayu adalah perkawinan sempurna antara ayam dan telur yang disajikan mesra bersama kubis, tomat, taburan irisan seledri, bawang goreng, serta koya dalam balutan kuliner kerakyatan. 

Menyantap Soto Ayu akan terasa semakin komplet jika kita lengkapi dengan sate usus, aneka jeroan, dan kerupuk ikan yang sudah disiapkan khusus dipiring terpisah. 

Menyantap Lezatnya Soto Ayu ditemani Sate Usus & Jeroan Khas dan Teh Hangat (Dokpri)

Meski telah berkali-kali menikmati Soto Ayu, namun saya masih kesulitan mengambarkan kenikmatannya secara detail, terlebih hanya lewat untaian aksara. Sempat mengobrol sebentar dengan pedagang Soto Ayu, menurut penuturan beliau kekuatan bumbu Soto Ayu terdapat pada racikan aneka rempah nusantara seperti  Lada, Daun Serai, Kunyit, Jahe,Ketumbar, Lengkuas hingga Daun jeruk. Pantas saja rasa kuah Soto Ayu begitu tajam rasanya.

Menyantap Soto Ayu ditemani Alunan Musik Musisi Jalanan (Dokpri)

Selain rasanya yang nendang di lidah, menikmati Soto Ayu yang berlokasi di pasar ikonik Kota Jember membawa kita pada nuansa penuh kehangatan. Jika beruntung telinga akan ditemani alunan musik musisi jalanan. Selagi makan, kita dapat bercengkrama dengan konsumen lainnya dan menemukan kawan baru. Maka tak salah jika Soto Ayu dijuluki sebagai kuliner legendaris kerakyatan.

"Tak peduli asal-usul, jabatan dan harta yang dimiliki, Kita dapat menikmati semangkuk Soto Ayu yang sama enaknya dan duduk berdampingan."

Bagi siapa saja yang bertandang ke Kota Jember rasanya belum komplet jika belum mencicipi kuliner kerakyatan lengendaris satu ini. Jangan sia-siakan perjalanan anda, langsung saja mampir ke lokasi dan buktikan sendiri kelezatannya. Dijamin kelezatan Soto Ayuakan membuat siapa saja jatuh cinta sejak gigitan pertama.

 

 

 

2 comments

  1. 4 tahun di Jember sering denger soal soto ayu tapi sayangnya belum pernah nyoba. pernah nyoba pun deket kampus dan ngerasa kalo bebrapa soto di Jember identik dengan koyanya banyak (apa cuma beberapa soto aja). Next time semoga bisa nyobain soto ayu kalo bertandang ke Jember

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener mba, karena masih masuk daerah Jatim, kebanyakan soto di Jember khas dengan koya gurihnya. Semoga bisa mencicipi soto ayu,boleh nanti kita makan bareng hihi

      Delete