"Definisi Cantik itu Seperti Apa ya ?"
Pertanyaan di atas aku yakin seratus persen pasti pernah terlintas di benak perempuan. Begitu pula dengan diri ini, ketika mengenal kata cantik saat duduk di bangku sekolah dasar, otak saya aktif bertanya dan berpikir untuk mendefenisikan cantik itu seperti apa. Tak berhenti di sana, hingga kini saat usia menjelang tiga puluh tahunan, nyatanya aku masih juga mencari-cari dana menerka-nerka definisi dari cantik, gambaran perempuan cantik itu seperti apa hingga kriteria apa saja yang harus dipemuhi supaya perempuan disebut cantik.
Hal tersebut menjadi bukti konkret bahwa perempuan di segala usia didera pertanyaan dan keresahan serupa. Untuk itu, aku mencoba berbagi pengalaman pribadi berupa perjalanan mencari-cari definisi cantik yang relevan.
![]() |
Definisi Cantik Tak Lagi Soal Fisik (Ilustrasi : Majalah Vogue) |
Cantik yang relevan ? ya benar, karena di era modern dan progresif seperti saat ini, cantik sudah tak lagi relevan dengan atribut fisik. Jika dulu cantik kerap kali digambarkan dengan "keindahan visual" seperti warna kulit yang putih nan mulus, bentuk hidung mancung bak artis hollywoood, hingga postur badan tinggi semampai seperti sosok Angelina Jolie.
Kini semua itu tak lagi relevan, karena cantik jauh lebih dari bentuk rupa perempuan dan atribut fisik semata.
Definisi Cantik di Mata Para Perempuan Cerdas
Menemukan Definisi Cantik adalah Sebuah Perjalanan Panjang
Setiap perempuan memiliki definisi cantik sesuai versi terbaiknya, begitu pula denganku.
"Bagiku cantik bukan hanya sekadar kata benda, cantik adalah kata kerja. Cantik itu aktif, bukan sebaliknya, pasif. Cantik menggerakkan, memberi kebermanfaatan."
Perjalananku sebagai perempuan dimulai dari seorang anak daerah yang bermimpi studi master dengan beasiswa kenamaan di dalam negeri.
Tentu, beberapa mendukung dan sebagian malah merundung. Dengan berbagai rintangan, keberanian, dan doa makin tak terbantahkan. Hingga mimpi dalam genggaman.
Sejak hari itu, aku bertekad untuk membagi energi khususnya kepada perempuan-perempuan lainnya. Energi berjuang meraih mimpi. Semesta kemudian mengabulkan, kesempatan-kesempatan berbagi terus berdatangan.
Sejalannya waktu, aku bahagia mendapati kabat beberapa kawan juga meraih beasiswa impiannya. Tantangan silih berganti, tanggung jawab sebagai si sulug dengan dengan dua orang adik membawaku pada peran baru.
Menulis kemudian menjadi pelengkap kepingan perjalanan sebagai seorang perempuan independen. Selain rupiah, banyak hal-hal baik yang bisa Aku bagi melalui untaian aksara di berbagai media.
Mulai dari menyuarakan isu-isu keperempuanan, menginisiasi gagasan akan kelestarian lingkungan, hingga menawarkan ide solusif dalam forum di berbagai kesempatan.
Menulis kemudian membawaku ke berbagai tempat, mempertemukanku dengan orang-oranghebat. Memberiku energi lebih untuk tidak berhenti berbagi, menebar inspirasi melalui tulisan.
Di setiap lelahnya mengusahakan mimpi, Aku merasa cantik.
Di antara peluh mengaus rejeki, Aku merasa cantik.
Di berbagai kesempatan berbagi, Aku merasa cantik.
Di setiap aksi peduli, Aku merasa cantik.
"Karena cantik itu menggerakkan, hanya dimiliki mereka yang berani bermimpi tanpa berhenti peduli, rela berbagi, dan terus berempati."
Cantik itu seperti penulis blog ini wkwk
ReplyDelete