![]() |
Pelajaran bagi Ibu Baru |
Dua bulan menjajaki peran sebagai seorang Ibu baru alias New Mom. Benar-benar clueless, tapi perlahan Irish mengajarkan banyak hal baru buat mama, yang bahkan enggak mama temukan saat duudk di bangku studi master.
Rasanya sayang jika disimpan sendiri, semoga bermanfaat bagi banyak perempuan yang memimpikan menjadi seorang ibu di masa depan dan yang tengah memeluk buah hatinya kini.
***
Kali pertama jadi Ibu, Aku mau semuanya sempurna. Memandikan anak tepat waktu, bajunya harus selalu senada, anakku harus cantik. Begitu memerhatikan asupan makan demi Asi yang bergizi. Aku juga tidak mau kehilangan peranku sebagai istri. Sarapan dan bekal siap di pagi hari begitu juga baju untuk suami. Enggak cuma itu, urusan rumah tetap nomor satu. Alih-alih istirahat, Aku malah menghabiskan waktu bersama sapu dan kain pel.
Memangnya salah ? tidak jika dilakukan saat tubuh fit dan kondisinya memang memungkinkan. Tapi kala sakit ? aku tidak seharusnya menjelma sebagai power rangers seperti itu.
Aku kemudian belajar untuk tidak memberi makan egoku sebagai sosok Ibu dan istri yang sempurna. Dengan penuh kesadaran, kini bagaimanapun caranya aku masih punya ruang untuk diriku karena happy baby comes from happy mom !
Pelajaran tak terhenti disitu. Irish terlahir dengan kondisi yang unik, rambut di bagian depan tidak setebal rambut dibagian belakang kepalanya sekilas "botak" dan terkesan seperti anak laki-laki. Awalnya jika ada yang mengatakan anakku ganteng (meski sudah memakai baju bernada cewek-cewek kue), Aku sebagai Ibunya terbawa perasaan dan jadi sedih-sedih sendiri.
Kemudian Aku belajar untuk melapangkan hati dan menjadi Ibu yang tidak baperan terlebih dengan komentar orang lain yang di luar kendaliku. Perlu latihan memang, tapi kini semakin terbiasa dan pada akhirnya omongan orang tidak lagi mewarnai hari-hariku bersama Irish.
Pelajaran selanjutnya, pernah saat imunisasi aku mengobrol dengan ibu yang anaknya lebih tua dari Irish namun berat badannya lebih kecil. Hatiku ikit hancur melihat sorot sedih matanya saat mengetahui berat badan Irish melampaui berat badan anaknya yang padahal jauh lebih dulu lahir.
Aku kemudian menenangkan dan mencoba mengihur sang Ibu kendati rasanya sia-sia. Aku tahu betul sulitnya jadi Ibu... Maka sejak hari itu Aku berkomitmen untuk tidak melukai hati ibu lainnya.
Belum sempurna, tapi Aku terus belajar mengekspresikan pemikiran, argumen, bahkan emosi dengan cara-cara yang sehat kepada perempuan khususnya juga Ibu-ibu lainnya. Mari terus berbaik hati ya ke sesama perempuan :)
Well, menjadi seorang ibu memang bukan sebuah kompetisi ya ? Kita tidak sedang berlomba=lomba untuk memperebutkan predikat sebagai "the best mom".
Motherhood is a jouney, sebuah perjalananku bersama Irish dan tentu juga suami. Masa mudaku hanya sekali, begitu pula masa kecil Irish. Dan akan kupastikan kami berdua sama-sama tidak kehilangan masa-masa itu. Bismillah ini akan jadi perjalanan kami yang bermakna dan membahagiakan !
No comments